1. Home
  2. Infografik

Neraca Dagang Indonesia Hingga Oktober 2025

Sumber: BPS
Update : 01 Desember 2025

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, surplus neraca perdagangan barang Indonesia pada Oktober 2025 mencapai US$ 2,39 miliar. Surplus tersebut tercatat turun dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 4,34 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa di Badan Pusat Statistik BPS Pudji Ismartini menyampaikan, hingga Agustus 2025 neraca perdagangan barang Indonesia telah mencatatkan surplus sebanyak 66 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

“Surplus pada Oktober 2025 ini lebih ditopang oleh komoditas non minyak dan gas (migas) sebesar US$ 4,31 miliar,” tutu Pudji dalam konferensi pers, Senin (1/12/2025).

Sedangkan komoditas  migas masih mengalami kontraksi yakni sebesar US$ 1,92 miliar.

Pudji menambahkan, komoditas penyumbang utama surplus pada Oktober 2025 adalah komoditas lemak dan minyak hewani nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), serta besi dan baja (HS 72).

Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit US$ 1,92 miliar, dengan penyumbang utama defisit adalah minyak mentah dna hasil minyak.

Lebih lanjut, neraca perdagangan secara kumulatif atau dari Januari hingga Oktober 2025 mencapai US$ 25,88 miliar, atau naik US$ 10,98 miliar dari periode sama tahun lalu.

Ini terdiri dari neraca perdagangan non migas yang mencapai US$ 51,51 miliar atau naik US$ 9,23 miliar dari periode sama tahun lalu, sedangkan neraca perdagangan migas mengalami kontraksi US$ 15,63 miliar, atau kontraksinya naik US$ 1,75 miliar dari periode smaa tahun lalu.

Ekspor Turun

BPS mencatat, ekspor pada Oktober 2025 mencapai US$ 24,24 miliar. Nilai tersebut tercatat turun 2,31% year on year (YoY) atau bila dibandingkan Oktober 2024.

Pudji Ismartini menyampaikan, bila dilihat secara komponennya, nilai ekspor minyak dan gas (migas) serta non migas kompak mengalami penurunan.

Nilai ekspor migas mencapai US$ 0,89 miliar, atau turun 33,60% YoY, sedangkan nilai ekspor non migas mencapai US$ 23,34 miliar atau turun 0,51% YoY.

“Penurunan nilai ekspor secara tahunan utamanya didorong penurunan nilai ekspor migas,” tutur Pudji dalam konferensi pers, Senin (1/12/2025).

Komoditas ekspor migas yang mengalami penurunan antara lain minyak mentah yang turun 54,68% dengan andil -0,34%, hasil minyak yang turun 40,11% dengan andil -0,65%, dan gas yang turun 26,2% dengan andil -0,84%.

Lebih lanjut, secara kumulatif total nilai ekspor dari Januari hingga Oktober 2025 mencapai US$ 234,04 miliar atau tumbuh 6,96% bila dibandingkan periode sama tahun lalu.

Nilai ekspor tersebut terdiri dari ekspor migas yang mencapai US$ 10,93 miliar atau turun 16,11%, dan ekspor non migas mencapai US$ 223,12 miliar atau tumbuh 8,42%.

Adapun andil utama peningkatan nilai ekspor secara kumulatif tersebut disumbang oleh sektor industri pengolahan yang mencapai US$ 187,82 miliar atau tumbuh 15,75%. Kemudian pertanian, kehutanan, dan perikanan mencapai US$ 5,82 miliar atau naik 28,56%.

Sedangkan industri pertambangan dan lainnya mengalami penurunan sebesar 24,435 atau mencapai US$ 29,47 miliar.

Impor Turun 

Tak cuma ekspor, impor pun turun 1,15% YoY bila dibandingkan Oktober 2024 menjadi US$ 21,84 miliar.

Impor migas mencapai US$ 2,81 miliar atau turun 23,32% YoY, sedangkan impor non migas mencapai US$ 19,03 miliar atau mencapai 3,26% YoY.

“Total impor mengalami penurunan secara tahunan utamanya didorong oleh penurunan impor migas dengan andil -3,87%,” tutur Pudji.

Adapun secara kumulatif, nilai impor sepanjang Januari hingga Oktober 2025 mencapai US$ 198,16 miliar, atau naik 2,19% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Impor tersebut terdiri dari impor migas mencapai US$ 26,56 miliar atau turun 12,67%, dan impor non migas mencapai US$ 171,61 miliar atau naik 4,95%.

Total nilai impor sepanjang periode tersebut dengan andil peningkatan nilai impor disumbang oleh impor barang modal sebesar 3,29%.

Berdasarkan penggunaannya, impor barang modal sepanjang periode tersebut mencapai US$ 40,55 miliar atau naik 18,67%. Sedangkan impor bahan baku/penolong mencapai US$ 139,60 miliar atau turun 1,25%, dan impor konsumsi mencapai US$ 18,02% atau turun 2,05%

Ekspor
Impor
Neraca Dagang
September-24
22,05
18,82
3,23
Oktober-24
24,42
21,94
2,48
November-24
24,00
19,63
4,37
Desember-24
23,46
21,22
2,24
Januari-25
21,43
17,94
3,49
Februari-25
21,94
18,85
3,09
Maret-25
23,25
18,92
4,33
April-25
20,74
20,58
0,16
Mei-25
24,61
20,31
4,30
Juni-25
23,44
19,33
4,11
Juli-25
24,75
20,57
4,17
Agustus-25
24,96
19,47
5,49
September-25
24,68
20,34
4,34
Oktober-25
24,24
21,84
2,39

Infografik Terbaru

BI Rate Desember 2025
BI | 17 Desember 2025
Bank Indonesia menahan suku bunga acuan BI Rate di level 4,75% pada Rapat Dewan Gubernur terakhir, 16-17 Desember 2025
Yield SBN Acuan 2025 Tenor 5 Tahun dan 10 Tahun
DJPPR Kemenkeu | 04 Desember 2025
Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) acuan tenor 5 tahun dan 10% mulai mendaki menjelang akhir tahun
Laju Inflasi November 2025 Melambat
BPS | 01 Desember 2025
Inflasi pada November 2025 turun menjadi 2,72% secara tahunan, dari bulan sebelumnya 2,86%
Neraca Dagang Indonesia Hingga Oktober 2025
BPS | 01 Desember 2025
Surplus neraca dagang Indonesia pada bulan Oktober 2025 turun dalam dua bulan berturut-turut
Kepemilikan SRBI Hingga Oktober 2025
Bank Indonesia | 19 Hari 18 Menit lalu
Kepemilikan bank pada instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia meningkat dalam empat bulan hingga Oktober 2025
Kepemilikan SBN Hingga November 2025
DJPPR Kemenkeu | 29 November 2025
Kepemilikan asing pada SBN turun dalam tiga bulan beruntun meski total SBN meningkat
BI Rate November 2025
Bank Indonesia | 19 November 2025
Bank Indonesia kembali menahan suku bunga acuan BI Rate di angka 4,75% pada Rapat Dewan Gubernur 19 November 2025
Saham Dengan Volume Transaksi Terbesar 2025
RTI | 1 Bulan 4 Hari 6 Menit lalu
Saham dengan total volume transaksi terbesar sejak awal tahun hingga 14 November 2025 di BEI
Dana Kelolaan Reksadana Oktober 2025
OJK | 12 November 2025
Total dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana mencapai Rp 621,68 triliun pada Oktober 2025, merupakan peningkatan bulanan tertinggi tahun ini
Indeks Penjualan Riil Oktober 2025
Bank Indonesia | 11 November 2025
Indeks Penjualan Riil (IPR) Oktober 2025 diprakirakan tumbuh sebesar 4,3% YoY, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya 3,7% YoY
loading
Close [X]