Laju inflasi makin kencang di bulan pertama semester kedua 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Juli 2025 sebesar 2,37% secara tahunan atau year on year (YoY).
Inflasi ini meningkat dari bulan sebelumnya yang mencapai 1,87% YoY (lihat grafik).
Angka inflasi bulan Juli 2025 merupakan inflasi tahunan tertinggi sejak Juli 2024 atau dalam 13 bulan terakhir. Lonjakan inflasi ini terutama disebabkan oleh inflasi pangan.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan, secara tahunan pada Juni 2025 terjadi kenaikan IHK dari 106,9 pada Juli 2024 menjadi 108,60 pada Juli 2025.
“Berdasarkan kelompok pengeluaran inflasi tahunan ini utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 3,75% dan memberikan andil inflasi sebesar 1,08% YoY,” tutur Pudji dalam konferensi pers, Jumat (1/8).
Komoditas dengan andil terbesar pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau adalah bawang merah, tomat dan beras.
Adapun komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi cukup dominan adalah emas perhiasan. Kemudian, tarif air minum PAM, nasi dengan lauk dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi 1,65% YoY dan andil 1,08% YoY terhadap total inflasi.
Sedangkan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,31% YoY, dengan andil deflasi 0,02% YoY.
“Deflasi tersebut didorong oleh deflasi telepon seluler,” tandasnya.
Sedangkan secara bulanan inflasi mencapai 0,30% month to month (MtM), naik dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,19% MtM. Serta inflasi secara tahun kalender atau Juli 2025 terhadap Desember 2025 mencapai 1,69%.
Sementara itu, secara bulanan, didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan inflasi 0,74% MtM, dan memberikan andil inflasi 0,22% mtm. Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini adalah beras, dengan andil inflasi 0,06% MtM.
Selain itu, tomat dan bawang merah dengan andil inflasi masing-masing 0,05% mtm, cabai rawit dengan andil inflasi 0,04% MtM, bensin dengan andil inflasi 0,03% mtm, dan telur ayam ras dan biaya sekolah dasar dengan anil inflasi masing-masing 0,02% MtM.
Selain itu, secara bulanan terdapat komoditas yang memberikan andil deflasi, adalah tarif angkutan udara dengan andil 0,03%.
Inflasi Inti Melonjak
Pudji menambahkan, inflasi inti dan komponen bergejolak mengalami peningkatan. Sedangkan inflasi komponen harga diatur pemerintah menurun.
Inflasi inti pada Juli 2025 mencapai 2,32% YoY, meningkat dari Juni 2025 yang mencapai 1,95% YoY.
“Komponen inti memberikan andil inflasi terbesar dengan andil sebesar 1,49% YoY,” tutur Pudji dalam konferensi pers, Jumat (1/8).
Komoditas yang memberikan andil inflasi inti adalah emas perhiasan, kopi bubuk dan minyak goreng.
Selanjutnya, komponen harga diatur pemerintah mencatatkan inflasi sebesar 1,32% YoY. Komponen ini memiliki andil inflasi sebesar 0,26% YoY, dengan komoditas dominan yang memberikan andil inflasi adalah tarif air minum PAM di 13 wilayah, sigaret kretek mesin (SKM), dan bahan bakar rumah tangga.
Selanjutnya, inflasi komponen bergejolak mengalami inflasi 3,82% YoY, atau naik dari periode sama tahun lalu mencapai 3,63% YoY.
Komponen bergejolak memberikan andil inflasi sebesar 0,62% YoY dengan komoditas penyumbang dominan adalah bawang merah, tomat, dan beras.
Reporter: Siti Masitoh