Total dana kelolaan reksadana pada bulan April 2025 mencapai level tertinggi dalam 19 bulan terakhir. Menurut data Otoritas jasa Keuangan, total dana kelolaan reksadana mencapai Rp 505,84 triliun.
Dana kelolaan ini meningkat 1,65% jika dibandingkan dengan posisi akhir Maret 2025 yang mencapai Rp 497,62 miliar. Dana kelolaan reksadana secara total ini mencapai angka tertinggi sejak Oktober 2023. Pada September 2023, total nilai aktiva bersih reksadana mencapai Rp 509,73 triliun.
Hampir seluruh jenis reksadana mencatat kenaikan dana kelolaan secara bulanan pada April 2025. Hanya reksadana global yang mencatat penurunan tipis dana kelolaan 2,69% menjadi Rp 11,86 triliun per akhir April 2025 ketimbang Maret 2025 yang sebesar Rp 12,17 triliun.
Reksadana syariah mencatat persentase kenaikan terbesar secara bulanan, yakni 4,06% menjadi Rp 6,09 triliun. Kenaikan terbesar kedua adalah exchange traded-fund (ETF) dengan persentase kenaikan 3,5% menjadi Rp 14,75 triliun.
Dana kelolaan reksadana saham mencatat kenaikan terbesar ketiga secara bulanan. Dana kelolaan reksadana saham meningkat 3,47% secara bulanan menjadi Rp 69,84 triliun.
Dari sisi nominal, reksadna pendapatan tetap masih menjadi reksadana dengan NAB terbesar, yakni Rp 152,41 triliun. NAB reksadana pendapatan tetap meningkat 1,43% dalam sebulan. Sejak awal tahun, total dana kelolaan reksadana pendapatan tetap meningkat 4,08%.
Reksadana terproteksi menjadi reksadana dengan total kelolaan terbesar kedua, yakni Rp 122,39 triliun per April 2025. Total NAB reksadana terproteksi ini meningkat 1,82% secara bulanan dan meningkat 3,97% sejak awal tahun.
Di posisi ketiga ada reksadana pasar uang yang mencatat NAB total Rp 90,36 triliun per April 2025. Total NAB reksadana pasar uang ini naik 0,76% secara bulanan tetap turun 0,17% sejak wal tahun.
Sementara reksadana saham menjadi reksadana dengan penurunan total NAB terbesar sejak awal tahun. NAB reksadana saham turun 8,79% dari Rp 76,56 triliun pada akhir Desember 2024 menjadi Rp 69,84 triliun pada April 2025.
Jebloknya NAB reksadana saham juga dipengaruhi oleh return sejak awal tahun. Menurut data Infovesta Utama, imbal hasil reksadana saham minus 3,74% sejak awal tahun atawa year to date (YtD).
Sedangkan reksadana pendapatan tetap mencatat imbal hasil tertinggi. Per 5 Mei 2025, imbal hasil reksadana pendapatan tetap sebesar 2,29% YtD.
Reksadana pasar uang mencatat imbal hasil sebesar 1,82% YtD. Adapun, indeks reksadana campuran tercatat minus 0,23% YtD dan reksadana saham minus 3,74% YtD.