JAKARTA. Kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia menunjukkan dinamika yang menarik sepanjang awal tahun hingga 12 Juni 2025. Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan terakhir menunjukkan adanya kenaikan lagi kepemilikan bank pada instrumen SBN.
Per 12 Juni 2025, kepemilikan bank kembali mencapai lebih dari Rp 1.200 triliun. Meski memang total kepemilikan bank umum dan bank syariah ini masih lebih rendah ketimbang kepemilikan oleh Bank Indonesia, kepemilikan bank ini kembali melampaui posisi industri asuransi dana dana pensiun.
Per 12 Juni 2025, kepemilikan bank mencapai Rp 1.206,6 triliun. Sementara kepemilikan asuransi dan dana pensiun pada SBN mencapai Rp 1.201,44 triliun. Di akhir Mei 2025 lalu, kepemilikan bank pada instrumen SBN sebesar Rp 1.135,39 triliun, lebih rendah ketimbang asuransi dan dana pensiun yang sebesar Rp 1.196,25 triliun.
Posisi bulanan tertinggi sebelumnya oleh perbanka tercatat pada akhir Februari 2025 di angka Rp 1.207,05 triliun. Tapi posisi ini langsung merosot di bulan Maret 2025.
Kepemilikan bank meningkat dalam tiga bulan terakhir hingga 12 Juni 2025.
Sementara kepemilikan asuransi dan dana pensiun terus meningkat secara bulanan sejak akhir 2024 hingga pertengahan Juni 2025.
Informasi saja, perbankan memiliki opsi instrumen lain berupa Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Tetapi upaya Bank Indonesia untuk menurunkan outstanding SRBI menyebabkan kepemilikan bank turut menurun.
Di sisi lain, tidak ada pembatasan kepemilikan di instrumen SBN yang merupakan surat utang terbitan pemerintah.
SRBI merupakan instrumen jangka pendek dengan tenor yang ditawarkan 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan pada lelang tahun ini. Sementara SBN memiliki jangka waktu lebih panjang.
Instrumen SRBI dan SBN menawarkan imbal hasil yang tidak jauh berbeda. Pada lelang terakhir 4 Juni 2025, SRBI tenor 12 bulan atau satu tahun mencatat imbal hasil yang dimenangkan sebesar 6,27%.
Angka ini bahkan lebih tinggi ketimbang yield rata-rata tertimbang dimenangkan surat perbendaharaan negara (SPN) tenor 12 bulan pada lelang 3 Juni 2025 lalu. SPN seri SPN12260604 menawarkan tingkat kupon diskonto sebesar 6%.
Kepemilikan Investor Individu Terus Naik
Partisipasi investor individu juga menunjukkan pertumbuhan. Kepemilikan investor individu pada SBN naik dari Rp 542,50 triliun pada Desember 2024 menjadi Rp 568,6 triliun pada 12 Juni 2025. Fenomena ini memperlihatkan peningkatan literasi dan minat masyarakat terhadap investasi yang aman dan memberikan imbal hasil tetap.
Kepemilikan Asing Naik Enam Bulan Beruntun
Investor asing mencatat kepemilikan sebesar Rp 930,55 triliun pada 12 Juni 2025. Kepemilikan asing ini dalam enam bulan berturut-turut sejak akhir 2024 hingga angka laporan terakhir.
Meski terus meningkat, porsi kepemilikan investor asing ini tidak banyak bergerak. Pada 12 Juni 2025, porsi kepemilikan asing terhadap total SBN yang sebesar Rp 6.379,32 adalah sebesar 14,59%. Sementara di akhir 2024, porsi kepemilikan asing pada SBN yang mencapai total Rp 6.039,52 triliun sebesar 14,52%.