1. Home
  2. Infografik

NIM Bank Beraset Besar 2023-2024

Sumber: OJK, Laporan Keuangan Bank
Update : 21 Maret 2025

Net Interest Margin (NIM) merupakan indikator penting dalam industri perbankan yang mencerminkan efisiensi bank dalam mengelola pendapatan bunga dibandingkan dengan aset produktifnya. 

Berdasarkan data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan laporan keuangan bank, terjadi beberapa perubahan dalam NIM bank beraset besar di Indonesia pada tahun 2023 dan 2024.

Secara keseluruhan, rata-rata NIM industri mengalami penurunan dari 4,81% pada tahun 2023 menjadi 4,62% pada tahun 2024. Penurunan ini mencerminkan berbagai tantangan yang dihadapi perbankan, seperti meningkatnya biaya dana dan persaingan yang semakin ketat dalam industri keuangan.

Kinerja NIM Bank-Bank Besar

1. Bank Rakyat Indonesia (BRI) tetap menjadi bank dengan NIM tertinggi, meskipun mengalami sedikit penurunan dari 7,95% pada 2023 menjadi 7,74% pada 2024.

2. Bank Central Asia (BCA) justru mengalami kenaikan NIM dari 5,5% pada 2023 menjadi 5,8% pada 2024, menunjukkan efektivitas bank dalam mengelola pendapatan bunga.

3. Bank Mandiri mengalami sedikit penurunan dari 5,48% menjadi 5,15% pada 2024.

4. Bank Panin juga mengalami penurunan dari 4,93% menjadi 4,44%.

5. BNI mengalami penurunan dari 4,6% menjadi 4,2%, yang mencerminkan tekanan dalam perolehan margin bunga.

6. Bank Danamon mencatat penurunan cukup signifikan dari 5,14% menjadi 4,76%.

7. CIMB Niaga mengalami penurunan dari 4,2% menjadi 3,85%.

8. Bank Permata juga mengalami sedikit penurunan dari 4,5% menjadi 4,34%.

9. OCBC NISP justru mengalami kenaikan NIM dari 4,4% menjadi 4,47%.

10. Bank BTPN mengalami kenaikan dari 4,07% menjadi 4,09%, yang menunjukkan stabilitas dalam pengelolaan margin bunga.

11. BTN mengalami penurunan cukup signifikan dari 3,75% menjadi 2,9%, yang bisa disebabkan oleh strategi pembiayaan perumahan yang lebih kompetitif.

Perubahan NIM pada bank-bank besar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, antara lain:

  • Kondisi ekonomi makro yang memengaruhi suku bunga acuan dan permintaan kredit.
  • Persaingan di sektor perbankan yang semakin ketat.
  • Efisiensi dalam manajemen biaya dana dan pendapatan bunga.
  • Kebijakan moneter dari Bank Indonesia yang mempengaruhi tingkat suku bunga kredit dan deposito.
Bank
NIM 2023
NIM 2024
BRI
7,95
7,74
BCA
5,50
5,80
Bank Mandiri
5,48
5,15
Bank Panin
4,93
4,44
BNI
4,60
4,20
Bank Danamon
5,14
4,76
CIMB Niaga
4,20
3,85
Bank Permata
4,50
4,34
OCBC NISP
4,40
4,47
Bank BTPN
4,07
4,09
BTN
3,75
2,90

Infografik Terbaru

Pergerakan Yield Acuan SBN 2025
DJPPR Kemenkeu | 07 Juli 2025
Yield Surat Berharga Negara (SBN) acuan tenor 5 tahun dan 10 tahun bergerak turun di semester pertama 2025
Negara Produsen Gandum Terbesar 2024
FAO | 04 Juli 2025
China menjadi negara produsen gandum terbesar pada tahun 2024 dan berpotensi mempertahankan posisi di tengah kenaikan produksi Uni Eropa di 2025
10 Negara Produsen Beras Terbesar
FAO | 03 Juli 2025
Secara total, 10 negara produsen beras terbesar dunia menyumbang produksi 463,8 juta ton atau setara 84,1% dari produksi beras global
CEO Index Kuartal III-2025
KONTAN | 03 Juli 2025
Indeks Keyakinan CEO Indonesia atau CEO Index yang didapat melalui survei oleh KONTAN mencerminkan keyakinan para CEO di Indonesia dalam tiga bulan ke depan
Kepemilikan SBN Bulanan Hingga 12 Juni 2025
DJPPR Kemenkeu | 15 Juni 2025
Kepemilikan SBN oleh investor sepanjang tahun 2025
Kepemilikan SRBI per Mei 2025
Bank Indonesia | 11 Juni 2025
Total Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) turun dalam enam bulan berturut-turut hingga Mei 2025
Produksi Padi Indonesia Hingga April 2025
BPS | 11 Juni 2025
Produksi padi diprediksikan menurun mulai Mei 2025 setelah masa panen raya berakhir
Cadangan Devisa Mei 2025
Bank Indonesia | 10 Juni 2025
Angka cadangan devisa Indonesia dalam dua tahun terakhir hingga Mei 2025
Neraca Perdagangan Logam Mulia dan Perhiasan
BPS | 03 Juni 2025
Indonesia mencatat defisit perdagangan logam mulia dan perhiasan terbesar, yakni US$ 709 juta pada April 2025 karena lonjakan impor
Neraca Dagang Hingga April 2025
BPS | 02 Juni 2025
Surplus neraca dagang Indonesia menyempit pada bulan April 2025 menjadi hanya US$ 0,16 miliar, terendah sejak Mei 2020
loading
Close [X]