Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi padi nasional untuk gabah kering giling (GKG) hingga paruh pertama tahun ini telah mencapai puncaknya pada April lalu. Di bulan keempat 2024, produksi padi mencapai 9,09 juta ton GKG.
Proyeksi BPS, produksi padi sepanjang Mei hingga Juli 2025 bakal menurun seiring berakhirnya masa panen raya. Adapun potensi produksi padi selama Mei-Juli tahun ini bisa mencapai total 13,44 juta ton.
Sedangkan untuk proyeksi produksi padi tahun ini hingga Juli diperkirakan mencapai 37,77 juta ton GKG. Angka ini naik 14,93% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 32,86 juta ton GKG.
Produksi padi tertinggi terjadi pada April dan Maret 2025, masing-masing sebesar 9,09 juta ton dan 9,08 juta ton GKG. Hal ini sejalan dengan luas panen tertinggi yang tercatat pada bulan Maret (1,67 juta hektare) dan April 2025 (1,65 juta hektare). Pola serupa juga terjadi pada April 2024 yang mencatat produksi 9,34 juta ton dari luas panen 1,71 juta hektare.
Produksi padi periode Januari-April 2025 menjadi yang tertinggi dalam 7 tahun terakhir. Produksi padi pada periode tersebut mencapai 24,33 juta ton. Pada periode Januari-April 2018, total produksi padi mencapai 25,8 juta ton GKG.
Pada Januari-April 2019, produksi padi mencapai 23,78 juta ton GKG. Sementara produksi padi untuk Januari-April 2020 mencapai 19,99 juta ton. Masa panen di periode 2020 tersebut sedikit bergeser ke bulan Mei di tengah dimulainya penyebaran pandemi Covid.
Januari-April 2021, produksi padi mencapai 23,58 juta ton. Sementara Januari-April 2022, produksi produksi padi Indonesia mencapai 23,82 juta ton GKG. Di periode yang sama tahun 2023, produksi padi menurun menjadi 22,55 juta ton GKG. Untuk Januari-April tahun lalu, produksi padi mencapai 19,23 juta ton GKG.