Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot 0,79% atau 52,36 poin ke 6.545,85 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/3).
IHSG tercatat masih menguat 2,59% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG turun 7,54%.
Meski IHSG turun sejak awal tahun, masih ada saham-saham yang naik hingga tripel digit. Dari 10 saham top leaders IHSG secara year to date, ada lima saham yang menguat lebih dari 100%. Kelima saham ini adalah DCII, BNLI, MLPT, RATU, dan WIFI.
Saham-saham yang menjadi top leaders IHSG dan top laggards IHSG sejak awal tahun hingga 11 Maret 2025 menunjukkan variasi yang cukup signifikan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, DCII menjadi top leader dengan kenaikan 344%, diikuti oleh GOTO dengan kenaikan 14,29% dan BNLI dengan kenaikan 173,02% sejak awal tahun.
Meski mencatat kenaikan harga lebih dari 300%, peringkat top leaders WIFI Dan RATU masih berada di bawah GOTO dan BNLI. Pasalnya, nilai kapitalisasi pasar WIFI dan RATU masih lebih kecil ketimbang GOTO Dan BNLI yang masing-masing di atas Rp 90 triliun.
Sementara saham-saham bank kelas kakap seperti BMRI, BBCA, dan BBRI menjadi top laggards atau pemberat IHSG sejak awal tahun.
Saham BREN menjadi top laggards dengan penurunan 33,69%, diikuti oleh BMRI dengan penurunan 16,84% dan AMMN dengan penurunan 27,14%.
Saham BBCA yang merupakan saham dengan kapitalisasi pasar terbesar melemah 7,75% sejak awal tahun dan menjadi salah satu top laggards.
Saham BBRI yang paling sering ditransaksikan baik dari sisi volume transaksi, nilai transaksi, maupun frekuensi transaksi juga sudah melemah 7,11% sejak awal tahun. Saham bank pelat merah ini pun masuk ke jajaran top laggards.
Dua saham yang berada dalam satu grup, yakni PANI dan CBDK berbeda arah. CBDK menjadi salah satu top laggards setelah menguat 65,64% sejak awal tahun. Sedangkan harga saham PANI yang melemah 30% sejak awal tahun justru menjadi pemberat.