Surat utang atawa surat berharga yang diterbitkan oleh negara seperti surat berharga negara (SBN) dan sukuk negara masih menjadi portofolio favorit industri dana pensiun Indonesia di tahun 2024. Pada akhir 2024, total investasi dana pensiun yang mencapai Rp 350,77 triliun.
Dominasi investasi SBN oleh industri dana pensiun terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain aman karena diterbitkan pemerintah, SBN juga terbilang likuid dan memberikan imbal hasil yang fixed alias tetap selama periode investasi.
Portofolio terbesar kedua dana pensiun adalah deposito berjangka yang mencapai 24,21% dari total investasi dana pensiun per akhir 2024. Deposito berjangka memberikan fleksibilitas dari sisi penarikan untuk kebutuhan pembayaran pensiun per bulan.
Sehingga deposito berjangka memiliki likuiditas lebih tinggi meski memberikan imbal hasil lebih rendah ketimbang surat utang.
Portofolio terbesar ketiga industri dana pensiun Indonesia pada akhir 2024 adalah obligasi yang mencapai 16,13% dari total portofolio.
Sedangkan portofolio saham yang dimiliki oleh industri dana pensiun hanya 7,08% dengan nilai Rp 24,82 triliun pada akhir 2024.
Menurut data Bank Indonesia, return on investment industri dana pensiun mencapai 6,68%. Angka ini meningkat dari tahun 2023 yang mencapai 6,53%.