Produksi Daging Sapi Indonesia Terus Menurun
Sepuluh tahun terakhir mencerminkan dinamika produksi daging sapi nasional yang cenderung turun. Pergerakan produksi daging sapi dipengaruhi oleh kondisi cuaca, biaya pakan, hingga kebijakan pemerintah.
Berikut sorotan perkembangan dari 2015 hingga proyeksi 2025:
2015 produksi 506.660,77 ton,
2016 produksi 518.484,03 (puncak dekade),
2017 produksi 486.319,65 ton,
2018 produksi 497.971,70 ton,
2019 produksi 504.802,29 ton,
2020 produksi 453.418,44 ton,
2021 produksi 487.802,21 ton,
2022 produksi 498.923,14 ton,
2023 produksi 503.506,08 ton,
2024 produksi 478.852,17 ton,
2025 produksi 445.118,00 ton(proyeksi).
Puncak pada 2016, Disusul Penurunan Tajam 2020
Tahun 2016 mencatat produksi tertinggi di dekade ini, mencapai 518.484 ton, didorong ekspansi peternakan skala besar dan relatif stabilnya harga pakan. Namun pada 2017–2019 terjadi koreksi kecil, lalu pada 2020 produksi merosot signifikan ke 453.418 ton, dipicu pandemi COVID-19 yang mengganggu distribusi dan pakan ternak.
Pasca-2020, sektor peternakan mulai bangkit—produksi naik ke 487.802 ton (2021) dan hampir mencapai setengah juta ton lagi di 2022–2023.
Selain Covid, penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyebar luas mulai 2022 menyebabkan penurunan jumlah populasi sapi dan kerbau secara umum. Hal ini turut menekan produksi daging sapi hingga tahun 2024 lalu.
Memasuki 2025, proyeksi menunjukkan penurunan lebih jauh ke 445.118 ton. Jika tren ini benar-benar terwujud, artinya produksi tahun ini akan menjadi yang terendah sejak 2020, menandakan perlunya intervensi cepat.