Tren Neraca Dagang Indonesia Selama Lima Tahun Hingga Maret 2025
Neraca dagang Indonesia selama lima tahun terakhir menunjukkan dinamika yang beriringan dengan kondisi ekonomi global dan domestik. Pandemi Covid-19 terutama berpengaruh di tahun 2020. Data periode April 2020 hingga Maret 2025 mencerminkan perubahan-perubahan penting dalam sektor perdagangan luar negeri Indonesia.
Meski ada berbagai tantangan, Indonesia mencatat surplus perdagangan dalam 59 bulan sejak Mei 2020 hingga Maret 2025. Secara total, surplus perdagangan dalam periode tersebut mencapai US$ 188,21 miliar.
Pemulihan dari pandemi (2020 - 2021)
Tahun 2020 menjadi tahun awal yang penuh tantangan dengan pandemi Covid-19 yang melumpuhkan aktivitas ekonomi global. Ekspor Indonesia sempat menurun drastis pada Mei 2020 menjadi US$ 10,45 miliar, namun karena impor turun lebih tajam, neraca dagang justru mencatat surplus sebesar US$ 2,02 miliar.
Memasuki paruh kedua tahun 2020 hingga 2021, ekspor mulai menunjukkan peningkatan berkat pemulihan permintaan global, terutama dari sektor pertambangan dan kelapa sawit. Neraca dagang Indonesia secara konsisten mencatat surplus, mencerminkan kinerja ekspor yang lebih kuat dibanding impor.
Lonjakan harga komoditas dan surplus rekor (2022)
Tahun 2022 menjadi periode emas bagi perdagangan Indonesia. Lonjakan harga komoditas seperti batu bara, CPO, dan nikel mendorong nilai ekspor ke rekor tertinggi. Surplus neraca dagang pun membesar. Hal ini memberikan ruang fiskal dan cadangan devisa yang lebih kuat bagi pemerintah.
Tekanan global dan penurunan permintaan (2023-awal 2024)
Tahun 2023 mencatat mulai melandainya harga komoditas dan meningkatnya ketidakpastian global, seperti ketegangan geopolitik dan inflasi tinggi di negara-negara maju. Hal ini berdampak pada penurunan nilai ekspor. Meski demikian, impor juga terkendali, menjaga surplus neraca dagang tetap positif meskipun menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Stabil di awal tahun, tanda tanya mulai April 2025
Hingga Maret 2025, neraca dagang masih mencatat surplus. Ini menunjukkan ketahanan sektor perdagangan luar negeri Indonesia di tengah fluktuasi global. Diversifikasi pasar dan produk ekspor mulai menunjukkan hasil, dengan meningkatnya ekspor non-komoditas.
Tetapi awal April mencuat perang tarif perdagangan sehingga berpotensi menekan perdagangan Indonesia mulai April 2025 hingga selanjutnya.