Pasar surat utang negara (SUN) atau surat berharga negara (SBN) makin meriah di tahun 2025. Peningkatan tajam terjadi pada sisi volume transaksi harian rata-rata untuk SBN seri acuan.
Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, volume transaksi harian rata-rata SBN acuan sejak awal tahun 2025 hingga 15 April sebesar Rp 14,26 triliun.
Volume transaksi rata-rata harian ini melonjak 58,27% ketimbang tahun 2024 yang baru mencapai Rp 9 triliun per hari.
Untuk tahun ini, volume transaksi terbesar tercatat pada pekan ketiga Februari 2025. Saat itu, volume transaksi harian rata-rata sepekan mencapai Rp 23,41 triliun.
Secara bulanan, rekor transaksi juga terjadi pada Februari 2025 dengan volume rata-rata harian sebesar Rp 17,73 triliun.
Di sisi lain, Desember 2024 menjadi bulan dengan volume terendah, yaitu Rp 5,27 triliun, yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh musim libur akhir tahun dan penurunan aktivitas perdagangan.
Perkembangan di Tahun 2025
Memasuki tahun 2025, volume rata-rata harian surat berharga negara (SBN) menunjukkan peningkatan yang signifikan. Februari 2025 mencatat puncak tertinggi dalam periode ini dengan volume harian mencapai Rp 17,73 triliun. Volume transaksi harian ini melonjak lebih dari 77% ketimbang Februari 2024.
Maret dan April 2025 mempertahankan tren positif dengan volume harian masing-masing Rp 15,43 triliun dan Rp 12,64 triliun.
Volume transaksi harian bulan April yang dimulai tanggal 8 pun langsung ramai. Transaksi di pekan pertama mencapai Rp 14,78 triliun per hari. Sementara transaksi hari terakhir laporan tanggal 15 April 2025 merosot menjadi hanya Rp 4,08 triliun.
Meski turun di hari laporan terakhir, pasar SBN masih menunjukkan pertumbuhan transaksi yang signifikan sepanjang 2025 di tengah tekanan pasar saham yang terjadi sejak awal tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa SUN tetap menjadi instrumen pilihan utama bagi investor institusional dan ritel dalam mengelola portofolio obligasi mereka.