Penjualan BBM di Indonesia telah mengalami fluktuasi sejak 2018. Berdasarkan data yang tersedia, penjualan Bensin Ron 90 telah meningkatkan dari 17,71 juta kiloliter pada 2018 menjadi 29,68 juta kiloliter pada 2022.
Sementara itu, penjualan Bensin Ron 92 juga mengalami peningkatan, dari 5,64 juta kiloliter pada 2018 menjadi 5,77 juta kiloliter pada 2022.
Adanya isu pencampuran (oplosan) Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Pertalite (RON 90) ke Pertamax (RON 92) berdampak pada penjualan Pertamax. Akibatnya, penjualan BBM jenis ini sempat turun 5% dalam satu hari pada 25 Februari 2025.
PT Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa tidak ada praktik pencampuran Pertalite dengan Pertamax. Semua BBM yang dijual di SPBU sudah sesuai dengan standar dan spesifikasi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pertalite maupun Pertamax yang berasal dari kilang dalam negeri maupun impor sudah diterima dalam bentuk final tanpa perubahan kadar RON.
Penambahan zat aditif pada Pertamax bukan bertujuan untuk mengubah nilai RON, melainkan untuk meningkatkan performa BBM, seperti mencegah karat, menjaga kebersihan mesin, dan meningkatkan akselerasi kendaraan.
Untuk memastikan kualitas BBM tetap terjaga, setiap tahapan distribusi diawasi dengan ketat. Pengujian juga dilakukan oleh Lemigas serta sidak kualitas bersama instansi terkait. Pertamina mengimbau masyarakat untuk selalu membeli BBM di SPBU resmi agar mendapatkan produk dengan kualitas yang terjamin.