Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menguat dalam periode sepekan. Pada pekan terakhir periode 24-28 November 2025, IHSG mengakumulasi kenaikan 1,12%. IHSG ditutup pada 8.508,71 pada perdagangan terakhir, Jumat (28/11).
Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menjelaskan bahwa pergerakan IHSG sepanjang pekan ini terutama ditopang oleh masuknya aliran dana asing seiring rebalancing MSCI yang dilakukan beberapa waktu lalu.
Rebalancing tersebut membuat sejumlah saham yang masuk dalam konstituen MSCI mendapat tambahan minat beli investor asing.
"Inflow asing cukup terasa, terutama ke saham-saham yang masuk konstituen MSCI. Ini menjadi salah satu penopang utama penguatan IHSG selama sepekan," ujar Herditya kepada Kontan, Jumat (28/11).
Baca Juga: Tabel Harga Emas Antam 29 November 2025: Naik Rp 30.000 per Gram
Investor asing mencatat net buy atau beli bersih Rp 992,41 miliar di seluruh pasar dalam sepekan terakhir. Net buy asing ini turun tajam jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang mencapai Rp 3,91 triliun.
Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mencatat net buy terbesar, yakni Rp 2,6 triliun dalam sepekan terakhir. Net buy asing terbesar selanjutnya tercatat pada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp 673,8 miliar, dan PT Petrosea Tbk (PTRO) sebesar Rp 552,8 miliar.
Tetapi sejumlah saham mencatat net sell atau jual bersih jumbo. Terbesar, ada net sell Rp 2,5 triliun pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyusul dengan net sell Rp 1,2 triliun. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatat net sell Rp 783,1 miliar.
Dari sisi eksternal, meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed menjadi sentimen dominan. Herditya mencatat probabilitas pemangkasan suku bunga kini naik ke kisaran 84%, sehingga mendorong aliran dana masuk ke aset berisiko, termasuk pasar saham Indonesia.
"Harapan pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed membuat risk appetite meningkat. Ini turut mendorong aksi beli yang menopang IHSG," jelasnya.
Baca Juga: IHSG November 2025: Ditutup Melemah, Investor Asing Net Sell Rp 1,02 T
Ia menambahkan, kenaikan harga sejumlah komoditas global seperti emas dan CPO juga membantu menopang kinerja IHSG pekan ini. Penguatan harga komoditas tersebut memberikan dampak positif terhadap emiten-emiten terkait yang memiliki kapitalisasi besar dan bobot signifikan dalam indeks.
"Emas dan CPO bergerak naik, sehingga saham-saham komoditas mendapat sentimen tambahan yang cukup kuat," kata Herditya.
Kombinasi faktor aliran dana asing, penguatan rupiah, ekspektasi kebijakan moneter Amerika Serikat, dan tren harga komoditas menjadi penopang utama IHSG sepanjang pekan ini. Meski ditutup melemah pada akhir pekan, Herditya menilai koreksi tersebut masih wajar mengingat adanya aksi ambil untung setelah reli beberapa hari.
Pada indeks sektoral, kenaikan delapan indeks sektoral menyokong IHSG dalam sepekan terakhir.
Sektor perindustrian melesat 6,35%. Sektor energi melonjak 6,11%. Sektor properti dan real estat melaju 6,09%.
Sektor infrastruktur naik 4,35%. Sektor barang konsumsi nonprimer menanjak 3,88%. Sektor keuangan menguat 3,04%.
Sektor barang baku menguat 2,03%. Sektor barang konsumsi primer naik 0,48%.
Tiga sektor turun meski IHSG menguat. Sektor teknologi tergerus 1,83%. Sektor transportasi dan logistik terpangkas 0,29%. Sektor kesehatan turun 0,10%.
Berikut saham-saham top leaders, top laggards, top gainers, dan top losers IHSG sepekan:
Indeks-indeks BEI menunjukkan bahwa saham-saham kecil dan menengah menjadi penyokong utama IHSG dalam sepekan terakhir. Hal ini tampak pada lonjakan yang terjadi pada saham kecil dan menengah lewat IDX SMC Composite dan IDX SMC Liquid.
IDX SMC Composite mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar kecil dan menengah. Indeks ini menguat 4,58% dalam sepekan.
IDX SMC Liquid merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari saham-saham dengan likuiditas tinggi yang memiliki kapitalisasi pasar kecil dan menengah. IDX SMC Liquid menguat 2,38% untuk sepekan periode 24-28 November 2025.
LQ45 hanya naik tipis 0,01% sepekan. sedangkan indeks High Dividend 20 dan IDX BUMN20 masing-masing turun 1,27% dan 1,20%.
Selanjutnya: 8 Khasiat Minum Jus Seledri bagi Kesehatan Tubuh yang Luar Biasa
Menarik Dibaca: 8 Khasiat Minum Jus Seledri bagi Kesehatan Tubuh yang Luar Biasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
