Ekonom Memprediksi Inflasi November 2025 Melambat Meski Inflasi Inti Naik

Minggu, 30 November 2025 | 18:59 WIB
Ekonom Memprediksi Inflasi November 2025 Melambat Meski Inflasi Inti Naik
ILUSTRASI. Laju inflasi pada November 2025 diprediksikan melambat baik secara bulanan maupun tahunan.

Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju inflasi pada November 2025 diprediksikan melambat baik secara bulanan maupun tahunan. Perlambatan inflasi ini disebabkan oleh penurunan harga komoditas pangan. Tetapi, inflasi inti diprediksikan naik.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan inflasi November 2025 mencapai 2,73% secara tahunan (YoY), atau lebih rendah dari inflasi Oktober yang sebesar 2,86% (YoY). Secara bulanan, inflasi November diprediksi 0,18% (MoM), lebih rendah dibandingkan inflasi 0,28% (MoM) pada Oktober. 

Adapun inflasi inti pada November 2025 diprediksi berada di level 2,41% (YoY) dan 0,22% (MoM), meningkat dari realisasi Oktober yang sebesar 2,36% (YoY) dan 0,39% (MoM).

David menjelaskan penurunan inflasi umum terutama dipengaruhi oleh harga bahan pangan yang melemah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain minyak goreng, daging ayam, beras, dan bawang merah.

“Inflasi sedikit melambat di November karena harga bahan pangan melambat secara tahunan,” ujar David kepada Kontan, Minggu (30/11).

Kepala Ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo memprediksi inflasi November berada di kisaran 2,75% secara tahunan dan 0,20% secara bulanan.

Menurut Banjaran, inflasi November terutama ditopang oleh normalisasi harga sejumlah komoditas pangan utama.  Harga beras tercatat turun 0,36%, sementara kenaikan harga cabai merah mulai melandai menjadi 0,96%. Adapun harga daging ayam ras masih naik 1,11%, namun kontribusinya relatif terkendali.

“Inflasi juga dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM non-subsidi yang berlaku mulai 1 November,” ujar Banjaran kepada Kontan, Minggu (30/11).

Baca Juga: Investor Asing Cabut, Bank Menambah Kepemilikan pada SRBI

David memperkirakan inflasi inti masih menunjukkan tren kenaikan. Menurut dia, hal ini terutama disumbang oleh kenaikan harga emas yang masih berlanjut hingga akhir tahun.

Sedangkan Banjaran memperkirakan inflasi inti tetap stabil. Meskipun harga emas masih berada di level tinggi, namun laju kenaikan bulanannya jauh lebih rendah dibandingkan bulan Oktober.

David juga menyoroti bahwa konsumsi rumah tangga masih menunjukkan tren peningkatan pada November 2025, didorong terutama oleh kelompok masyarakat berpendapatan menengah-atas. 

"Konsumsi rumah tangga masih tren meningkat di November, di dorong terutama masyarakat berpendapatan menengah-atas," ungkap David.

Kelompok ini dinilai tetap menjadi motor utama belanja domestik, seiring stabilnya daya beli dan meningkatnya aktivitas ekonomi menjelang akhir tahun.

Sepakat, Banjaran juga memperkirakan konsumsi rumah tangga tetap solid jelang tutup tahun. Banjaran menyebut penjualan ritel pada Oktober diproyeksikan tumbuh sekitar 4% YoY, menjadi tren peningkatan sejak Agustus 2025.

"Optimisme konsumsi beberapa bulan mendatang juga didukung oleh lonjakan Indeks Keyakinan Konsumen ke 121,2 pada Oktober, level tertinggi sejak April 2025," ungkap Banjaran

Indikator ini menunjukkan daya beli rumah tangga masih terjaga dan memberi ruang bagi pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun.

Selanjutnya: RUPTL Baru Butuh Rp 3.000 Triliun, PLN Andalkan Sokongan Danantara dan Peran Swasta

Menarik Dibaca: Hasil Syed Modi India International 2025, Indonesia Bawa Pulang Juara Ganda Campuran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

BERITA TERKAIT
TERBARU
loading
Close [X]