Perang Dagang AS‑China Memicu Pelemahan Rupiah & Pasar Saham Asia

Selasa, 14 Oktober 2025 | 15:43 WIB

ILUSTRASI. Selasa (14/10), kurs rupiah di pasar spot tertekan Rp 30 atau 0,18% menjadi Rp 16.603 per dolar Amerika Serikat (AS).

Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah di hari perdagangan ketiga berturut-turut. Selasa (14/10), kurs rupiah di pasar spot tertekan Rp 30 atau 0,18% menjadi Rp 16.603 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kurs rupiah Jisdor justru menguat tipis Rp 3 atau 0,02% menjadi Rp 16.577 per dolar AS pada hari ini.

Pelemahan rupiah di pasar spot terjadi bersamaan dengan mayoritas mata uang Asia. Won Korea mencatat pelemahan paling dalam, yakni 0,56% terhadap the greenback.

Pelemahan won disusul oleh baht Thailand sebesar 0,41%, dolar Taiwan 0,22% dan dolar Singapura sebesar 0,18%.

Yuan China juga melemah 0,15%. Sedangkan rupee India melemah 0,13%. Ringgit Malaysia tertekan 0,07%.

Tetapi ada mata uang Asia yang masih menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,14% terhadap dolar AS.

Dolar Hong Kong menguat 0,07%. Sedangkan peso Filipina menguat tipis 0,003%.

Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia menguat 0,13% menjadi 99,40 hari ini. Indeks dolar menguat dalam dua hari perdagangan berturut-turut.

Nilai tukar dolar dan harga emas yang pada kondisi biasa bergerak berkebalikan, kini menguat bersama-sama karena kekhawatiran perang dagang antara AS dan China.

Menurut laporan Reuters, pemerintah China hari ini mengumumkan sanksi terhadap lima anak usaha Hanwha Ocean yang terkait dengan AS.

Pasar saham Asia terjun pasca-pengumuman tersebut, termasuk pasar saham Indonesia. Nikkei 225 terjun 2,58%. Indeks Hang Seng melorot 1,73%.

Indeks Kospi Korea yang sempat menguat di awal perdagangan berbalik melemah 0,63% saat tutup pasar. Sedangkan IHSG turun 1,92% pada pukul 15.40 WIB, sekitar 20 menit menjelang tutup pasar.