Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan terakhir pekan ini setelah menguat dalam empat hari perdagangan berturut-turut. Jumat (8/8), kurs rupiah spot melemah Rp 6 atau 0,04% ke Rp 16.293 per dolar Amerika Serikat (AS).
Dalam sepekan, kurs rupiah di pasar spot menguat 1,33% ketimbang posisi akhir pekan lalu di Rp 16.513 per dolar AS.
Kurs rupiah Jisdor justru melanjutkan penguatan jelang akhir pekan. Hari ini, kurs rupiah Jisdor menguat tipis Rp 13 atau 0,08% ke Rp 16.299 per dolar AS.
Dalam sepekan, kurs rupiah Jisdor mengakumulasi penguatan 1,18%.
Harga obligasi Indonesia naik di tengah ekspektasi penurunan suku bunga, arus modal asing, dan pelemahan dolar AS pada hari ini. Kenaikan harga obligasi ini membuat imbal hasil turun.
Baca Juga: Rupiah Menguat Sepekan Terakhir, Begini Proyeksinya Pekan Depan
"Sebagian besar pergerakan mata uang minggu ini ditentukan oleh momentum indeks dolar yang lebih luas dan berita-berita terkait tarif," kata Radhika Rao, ekonom senior DBS Bank seperti dikutip Bloomberg.
Rao menambahkan, rupiah telah berkonsolidasi di kisaran Rp 16.200-Rp 16.500.
Pelemahan rupiah spot hari ini beriringan dengan pergerakan mayoritas mata uang Asia. Hanya rupee yang tercatat menguat tipis 0,05% pada hari ini.
Yen Jepang mencatat pelemahan harian paling dalam, yakni 0,37%. Pelemahan yen diikuti oleh won 0,34% dan dolar Taiwan 0,26%.
Ringgit Malaysia melemah 0,21% dan dolar Singapura tertekan 0,12%. Peso Filipina tertekan 0,09%. Baht Thailand melemah 0,06% dan yuan China melemah 0,04%.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,08% ke Rp 16.299 per Dolar AS pada Jumat (8/8/2025)
Indeks dolar DXY yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia hari ini melemah 0,15% ke 98,25. Dalam sepekan, indeks dolar telah melemah 0,9%.
Pasar keuangan global masih mencermati efek tarif Trump. Harga emas dan minyak berjangka menguat di tengah pelemahan dolar AS.
Harga emas naik setelah AS berniat mengenakan tarif pada emas batangan. Kebijakan ini akan mengancam arus perdagangan dari Swiss dan pusat-pusat keuangan lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
