Harga Emas Mendekati Rekor, Saham Tambang Malah Melemah Rabu (10/9/2025)

Rabu, 10 September 2025 | 16:49 WIB

ILUSTRASI. Berbeda dengan tren global, saham-saham tambang emas di Bursa Efek Indonesia (BEI) justru bergerak memerah sepanjang perdagangan Rabu (10/9)

Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia pada Rabu (10/9) kembali menguat mendekati rekor tertinggi. Logam mulia itu diperdagangkan di kisaran US$3.640 per troy ounce, hanya sedikit di bawah rekor sesi sebelumnya.

Mengutip tradingeconomics, penguatan emas didorong oleh ekspektasi pasar terhadap sikap dovish Federal Reserve (The Fed), setelah data ketenagakerjaan AS direvisi turun tajam.

Revisi nonfarm payrolls menunjukkan jumlah lapangan kerja yang tercipta jauh lebih sedikit dibanding perkiraan awal. Kondisi ini menambah deretan sinyal pelemahan pasar tenaga kerja AS.

Pasar kini memproyeksikan adanya beberapa kali pemangkasan suku bunga tahun ini, termasuk peluang penurunan 25 basis poin pada pertemuan The Fed berikutnya. Investor juga menunggu data inflasi yang akan dirilis pekan ini sebagai panduan tambahan.

Faktor Geopolitik Perkuat Daya Tarik Safe Haven

Selain faktor moneter, ketidakpastian geopolitik turut menopang harga emas. Presiden AS Donald Trump mendesak Uni Eropa agar memberlakukan tarif hingga 100% terhadap China dan India untuk menekan Presiden Rusia Vladimir Putin menghentikan perang di Ukraina.

Sementara itu, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah juga menambah risiko global, membuat investor memburu aset aman seperti emas.

Saham Tambang Emas di BEI Malah Terkoreksi

Berbeda dengan tren global, saham-saham tambang emas di Bursa Efek Indonesia (BEI) justru bergerak memerah sepanjang perdagangan Rabu (10/9). Hingga pukul 16:00 WIB, hanya saham Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang stagnan, sementara emiten lainnya mengalami penurunan.