Beras Premium Langka, Saham Dua Emiten Produsen Beras Ini Bergerak Variatif

Selasa, 19 Agustus 2025 | 18:37 WIB

ILUSTRASI. Pergerakan saham emiten beras ini menunjukkan sentimen pasar yang masih tertekan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/19/08/2025

Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelangkaan beras premium kian terasa di berbagai ritel modern, termasuk kanal penjualan online milik para pemain besar.

Kondisi ini ikut menjadi sorotan di bursa saham, terutama bagi emiten produsen beras yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Saham Wahana Inti Makmur (NASI) Ditutup Melemah

Pada perdagangan Selasa (19 Agustus 2025), saham PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) ditutup melemah ke level Rp 90 per saham, turun 2,17% dibanding penutupan sehari sebelumnya di Rp 92.

Harga pembukaan: Rp 92
Harga tertinggi: Rp 95
Harga terendah: Rp 89
Penutupan: Rp 90

Dalam sepekan terakhir (12–19 Agustus 2025), saham Nasi justru mencatat kenaikan 5,88% dibanding Rp 85 pada 12 Agustus 2025. Namun, secara tahunan, harga saham masih terkoreksi tajam, turun -24,37% dibanding Rp 119 pada 19 Agustus 2024.

BEI mencatat nilai transaksi saham Nasi mencapai Rp 1,00 miliar dengan volume perdagangan 103.768 lot. Dari sisi valuasi, saham ini memiliki price to book value (PBV) sebesar 1,20 kali, sementara price to earning ratio (PER) masih di level 0,00 kali karena perusahaan belum membukukan laba (EPS Rp 0).

Saham Hoki Bertahan di Level Rp 87

Sementara itu, saham PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) pada perdagangan Selasa (19/8) ditutup stagnan di harga Rp 87 per saham, sama dengan penutupan sehari sebelumnya.

Harga pembukaan: Rp 88
Harga tertinggi: Rp 88
Harga terendah: Rp 86
Penutupan: Rp 87

Secara mingguan, saham Hoki naik tipis 1,16% dibanding Rp 86 pada 12 Agustus 2025. Namun dalam jangka setahun, harga saham anjlok -33,08% dibanding Rp 130 pada 19 Agustus 2024.

Total nilai transaksi saham Hoki tercatat sebesar Rp 0,60 miliar dengan volume perdagangan 71.327 lot. Dari sisi kinerja keuangan, Hoki masih mencatat EPS negatif Rp -2, sehingga menghasilkan PER -43,50 kali, dengan PBV 1,36 kali.